Berikut ini ada kisah yang sungguh sangat menyentuh hati, banyak muda mudi bahkan orang tua pun belum mengentahuinya, bahwa neraka bisa dimasuki melalui pintu Masjid.... naudzubillahi min dzalik....
Berikut ini kisahnya:
Menjelang sore, dua Anak Adam ini
mengucap janji. Malam nanti, mereka akan jalan ke sebuah majlis taklim
yang berlokasi di sebuah masjid Agung, di pusat kota. Berdua. Satu
motor. Berboncengan.
Lantaran jarak perjalanan yang bisa
ditempuh dalam lima belas menit, si laki-laki menyambangi teman yang
sudah janjian sebelumnya itu setengah jam sebelum waktu Isya’. Pikir
mereka, jalan dulu, shalat ‘Isya sekaligus di lokasi kajian.
Sekalian agar datang lebih awal, jadi tidak tertinggal materi kajian.
Sampai di rumah yang dijemput, laki-laki
penjemput disambut dengan senyum hangat, jabat tangan mesra yang
dilanjut dengan cium tangan takzim. Setelah itu, sembari menunggu bapak
dan ibunya, yang menjemput disuguhi makanan ringan dan minuman ala
kadarnya.
Ngobrol sejenak.
Mereka pun pamit. Berangkat menuju
masjid. Berboncengan berdua. Laki-laki pengendara dipegang pinggangnya
oleh si penumpang. Agak dicengkeram. Agar tidak terjatuh. Sembari jalan,
keduanya berbincang santai yang ditingkahi angin malam, cahaya lampu
dari kendaraan lain, dan perasaan bungah di dalam pikiran masing-masing.
Sesekali, terloncatlah tawa ceria dari keduanya.
Entah apa yang mereka bicarakan.
Sampai di masjid, tepat saat muadzin
mengumandangkan panggilan cinta. Adzan. Panggilan untuk membesarkan
Allah Ta’ala, bersyahadat kepada-Nya dan Nabi-Nya, dilanjutkan dengan
seruan menuju shalat, menggapai kemenangan.
Adzan kelar. Keduanya berpisah. Masuk melalui pintu masing-masing.
Dalam hening pengajian, ketika ustadz
yang ditunjuk menyampaikan ceramah, kedua Anak Adam dan pasangan
sejenis lainnya bagai disambar petir. Sosok agak gemuk dengan kulit
hitam yang duduk santai berceramah menyampaikan, “Jangan sampai ada di
antara kita yang masuk neraka melalui pintu masjid ini!”
“Laki-laki dan perempuan. Si laki-laki
memanggil perempuan dengan ‘Umi’. Perempuannya menyahut dengan ‘Abah’.
Pas ketemu, si perempuan mencium tangan laki-laki. Dilanjut jalan,
mereka berboncengan sambil bercanda. Padahal bukan muhrim. Pacaran.
“Mereka menyangka telah berbuat baik.
Mengunjungi pengajian. Dalihnya silaturahim. Sok islami-islami.
Di-arab-arab-kan. Apalagi? Ketika diingatkan malah membantah. Jadilah
mereka ini masuk neraka melalui pintu masjid, jika tidak segera
bertaubat kepada Allah Ta’ala.”
Allah Ta’ala Mahabaik. Dia hanya
menerima yang baik-baik. Jangan sampai kita mengerjakan kebaikan dengan
cara yang buruk. Apalagi mendatangi kajian dengan pacar yang
diharamkan, lalu keras kepala tidak mau bertaubat kepada Allah Ta’ala.
Sumber: Bersamadakwah